TUGAS 8
Tipe atau Bentuk Organisasi
Tipe atau Bentuk Organisasi
Indonesia ada bermacam -macam bentuk organisasi
baik bersifat organisasi kemasyarakatan ,atau organisasi partai politik.Bahkan
dalam pemerintahan di katakan organisasi beskala nasional.karena organisasi itu
terdiri dari anggota dan pengurus.Di dalam bentuk organisasi dapat kita bedakan
sebagai berikut:
1. Piramida
Mendatar(flat)
menpuanyai ciri-ciri diantaranya :
a. Jumlah satuan organisasi tidak banyak sehingga tingkat-tingkat hararki kewenangan sedikit.
b. jumlah pekerja(bawahan) yang harus dikendalikan cukup banyak
c. Format jabatan untuk tingkat pimpinan sedikit karena jumlah pimpinan relatif kecil,di negara kita bisa kita lihat misal nya organisasi kemiliteran.
menpuanyai ciri-ciri diantaranya :
a. Jumlah satuan organisasi tidak banyak sehingga tingkat-tingkat hararki kewenangan sedikit.
b. jumlah pekerja(bawahan) yang harus dikendalikan cukup banyak
c. Format jabatan untuk tingkat pimpinan sedikit karena jumlah pimpinan relatif kecil,di negara kita bisa kita lihat misal nya organisasi kemiliteran.
2. Piramida
Terbalik.
Organisasi piramida terbalik adalah kebalikan dari tipe piramida terbalik adalah jumlah jabatan pimpinan lebih besar daripada jumlah pekerja. Organisasi ini hanya cocok untuk organisasi-organisasi yang pengangkatan pegawainya berdasarkan atas jabatan fungsional seperti organisasi-organisasi/ lembaga-lembaga penelitian, lembaga-lembaga pendidikan.
Organisasi piramida terbalik adalah kebalikan dari tipe piramida terbalik adalah jumlah jabatan pimpinan lebih besar daripada jumlah pekerja. Organisasi ini hanya cocok untuk organisasi-organisasi yang pengangkatan pegawainya berdasarkan atas jabatan fungsional seperti organisasi-organisasi/ lembaga-lembaga penelitian, lembaga-lembaga pendidikan.
3. Type
Kerucut
type organisasi kerucut mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
a.Jumlah satuan organisasi banyak sehingga tingkat-tingkat hirarki/kewenangan banyak.
b.Rentang kendali sempit.
c.Pelimpahan wewenang dan tanggung jawab kepada penjabat/pimpinan yang bawah/rendah
d.Jarak antara pimpinan tingkat atas dengan pimpinan tingkat bawah terlalu jauh.
e.Jumlah informasi jabatan cukup besar.
Bentuk Organisasi
Dalan berorganisasi tentu mempunyai bentuk bentuk organisasi
1. Bentuk organisasi staff
2. Bentuk organisasi lini
3.Bentuk organisasi fungsional
4. Bentuk organisasi fungsional dan lini
5. Bentuk organisasi fungsional dan staff
6. Bentuk organisasi lini dan staff
type organisasi kerucut mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
a.Jumlah satuan organisasi banyak sehingga tingkat-tingkat hirarki/kewenangan banyak.
b.Rentang kendali sempit.
c.Pelimpahan wewenang dan tanggung jawab kepada penjabat/pimpinan yang bawah/rendah
d.Jarak antara pimpinan tingkat atas dengan pimpinan tingkat bawah terlalu jauh.
e.Jumlah informasi jabatan cukup besar.
Bentuk Organisasi
Dalan berorganisasi tentu mempunyai bentuk bentuk organisasi
1. Bentuk organisasi staff
2. Bentuk organisasi lini
3.Bentuk organisasi fungsional
4. Bentuk organisasi fungsional dan lini
5. Bentuk organisasi fungsional dan staff
6. Bentuk organisasi lini dan staff
Struktur atau skema
organisasi
Struktur atau skema
organisasi yaitu satuan organisasi yang mempunyai hubungan dan saluran wewenang
dan tanggung jawab yang ada dalam organisasi.jadi arti organisasi dan tipe
organisasi sering disamakan, padahal keduanya berbeda. Menurut tipenya
organisasi dibedakan menjadi dua macam, yaitu organisasi dengan tipe piramid
dan organisasi dengan tipe kerucut. Bentuk organisasi memandan dari segi tata
hubungan , wewenang , dan tanggung jawab yang ada dalam suatu organisasi.
Struktur Organisasi
adalah susunan dan hubungan-hubungan antar komponen bagian-bagian dan
posisi-posisi dalam suatu organisasi, komponen-komponen dalam tiap organisasi
memiliki ketergantungan. Sehingga jika suatu komponen baik. Maka akan
berpengaruh pada komponen lainnya dan organisasi tersebut.
Menurut Keith Davis ada 6
bagan bentuk struktur organisasi yaitu :
- Bentuk Vertikal
Dalam bentuk ini, sistem
organisasi pimpinan sampai organisasi atau pejabat yang lebih rendah digariskan
dari atas ke bawah secara vertikal.
- Bentuk Mendatar / Horizontal
Dalam bentuk ini, saluran
wewenangnya dari pucuk pimpinan sampai dengan satuan organisasi atau pejabat
yang terendah disusun atau digariskan dari kiri kea rah kanan atau sebaliknya.
- Bentuk Lingkaran
Dalam bentuk lingkaran,
saluran wewenangnya dari pucuk pimpinana sampai dengan satuan organisasi atau
pejabat yang terendah disusun dari pusat lingkaran ke aarah bidang lingkaran.
- Bentuk Setengah Lingkaran
Dalam bentuk
ini, saluran wewenang dari pucuk pimpinan sampai dengan satuan organisasi
atau pejabat yang terendah disusun dari pusat lingkaran kea rah bidang bawah
lingkaran atau sebaliknya
- Bentuk Elliptical
Dalam bentuk ini, saluran
wewenangnya dari pucuk pimpinan sampai dengan satuan organisasi atau pejabat
yang terendah digambarkan dengan pusat Elips kearah bidang elips
- Bentuk Piramid terbalik
Dalam bentuk ini, saluran
wewenang dari pucuk pimpinan sampai dengan organisasi atau pejabat terendah
digambarkan dalam susunan berbentuk piramid terbalik.
Pengertian Konflik
Konflik berasal dari kata Conligere (bahasa
latin) yang berarti menyerang bersama-sama
Menurut Mitchell ( 1981) Konflik adalah sebuah situasi dalam mana dua atau lebih orang saling mencapai tujuan-tujuan yang dikehendakinya tetapi hanya salah satu yang berhasil mencapainya.
Menurut James A. Schellenberg (1966) Konflik adalah situasi dimana Individu atau kelompok yang lain dalam rangka merebut sesuatu yang dikehendakii berdasarkan pada persaingan kepentingan-kepentingan karena perbedaan identitas atau sikap.
Menurut Louis Kiesberg (1988) Konflik sosial adalah fenomen umum yaitu hubungan antara dua pihak atau lebih (individu atau kelompok ) yang memiliki atau merasa memiliki sasaran-sasaran yang tidak sejalan.
Menurut Mitchell ( 1981) Konflik adalah sebuah situasi dalam mana dua atau lebih orang saling mencapai tujuan-tujuan yang dikehendakinya tetapi hanya salah satu yang berhasil mencapainya.
Menurut James A. Schellenberg (1966) Konflik adalah situasi dimana Individu atau kelompok yang lain dalam rangka merebut sesuatu yang dikehendakii berdasarkan pada persaingan kepentingan-kepentingan karena perbedaan identitas atau sikap.
Menurut Louis Kiesberg (1988) Konflik sosial adalah fenomen umum yaitu hubungan antara dua pihak atau lebih (individu atau kelompok ) yang memiliki atau merasa memiliki sasaran-sasaran yang tidak sejalan.
~ Teori Resolusi konflik
Resolusi konflik
menekankan kebutuhan untuk melihat perdamaian sebagai suatu proses terbuka dan
membagi proses penyelesaian konflik dalam beberapa tahap sesuai dengan dinamika
siklus konflik. Resolusi konflik juga berupaya menciptakan suatu mekanisme
penyelesaian konflik secara komprehensif dalam tiap-tiap tahap eskalasi
konflik. Pada intinya, teori resolusi konflik mengedepankan prinsip-prinsip
bahwa;
- konflik tidak dapat dipandang sebagai suatu fenomena politik-militeristik namun juga harus dilihat sebagai suatu fenomena sosial,
- konflik memiliki suatu siklus hidup yang tidak berjalan linear, sangat bergantung pada dinamika lingkungan konflik,
- sebab-sebab konflik tidak dapat direduksi ke dalam suatu variabel tunggal dalam bentuk suatu proposisi kausalitas bivariat melainkan harus dilihat sebagai fenomena yang terjadi karena interaksi bertingkat berbagai faktor,
- resolusi konflik hanya diterapkan secara optimal jika dikombinasikan dengan beragam mekanisme penyelesaian konflik lain yang relevan.
Perang sebagai alternatif terakhir untuk
menyelesaikan konflik dan wajibnya digali alternatif-alternatif resolusi
konflik dengan cara damai, menjadi dua prinsip utama kaum "peace
researcher" yang berupaya mengembangkan beragam mekanisme resolusi
konflik. Salah satu pemikir teori resolusi konflik adalah John Burton yang
mengembangkan kategori baru untuk resolusi konflik yang dikenal sebagai problem-solving
approach. Menurut Burton, konflik tidak dapat diselesaikan dengan kekuatan
bersenjata dan juga dengan negosiasi antarpihak yang bertikai. Resolusi konflik
tidak berakhir di merja negosiasi namun merupakan suatu proses untuk
menciptakan suatu struktur baru yang kondusif bagi pemenuhan kebutuhan dasar
manusia.
Jenis-Jenis Konflik
Adapun mengenai
jenis-jenis konflik, dikelompokkan sebagai berikut :
~ Person rile conflict :
konflik peranan yang terjadi didalam diri seseorang.
~ Inter rule conflict :
konflik antar peranan, yaitu persoalan timbul karena satu orang menjabat satu
atau lebih fungsi yang saling bertentangan.
~ Intersender conflict :
konflik yang timbuk karena seseorang harus memenuhi harapan beberapa orang.
~ Intrasender conflict :
konflik yang timbul karena disampaikannya informasi yang saling bertentangan.
Selain pembagian jenis
konflik di atas masih ada pembagian jenis konflik yang dibedakan menurut
pihak-pihak yang saling bertentangan, yaitu :
¯ Konflik dalam diri
individu
¯ Konflik antar individu
¯ Konflik antar individu
dan kelompok
¯ Konflik antar kelompok
dalam organisasi yang sama
¯ Konflik antar
organisasi
Individu-individu dalam
organisasi mempunyai banyak tekanan pengoperasian organisasional yang
menyebabkan konflik. Secara lebih konseptual litteral mengemukakan empat
penyebab konflik organisasional, yaitu :
ª Suatu situasi dimana
tujuan-tujuan tidak sesuai
ª Keberadaan
peralatan-peralatan yang tidak cocok atau alokasi-alokasi sumber daya yang
tidak sesuai
ª Suatu masalah yang
tidak tepatan status
ª Perbedaan presepsi
Didalam organisasi
terdapat empat bidang structural, dan dibidang itulah konflik sering terjadi,
yaitu :
* Konflik hirarkis adalah
konflik antar berbagai tingkatan organisasi
* Konflik fungsionala
adalah konflik antar berbagai departemen fungsional organisasi
* Konflik lini-staf
adalah konflik antara lini dan staf
* Konflik formal informal
adalah konflik antara organisasi formal dan organisasi informal.
Secara tradisional
pendekatan terhadap konflik organisasional adalah sangat sederhana dan
optimistik. Pendekatan tersebut didasarkan atas tiga anggapan, yaitu :
Konflik dapat di hindarkan
Konflik diakibatkan oleh para pembuat
masalah, pengacau dan primadona
Bentuk-bentuk wewenang legalistic
Korban diterima sebagai hal yang tak
dapat dielakkan
Apabila keadaan tidak
saling mengerti serta situasi penilaian terhadap perbedaan antar anggota
organisasi itu makin parah sehingga konsesus sulit dicapai, sehingga konflik
tak terelakkan. Dalam hal ini pimpinan dapat melakukan berbagai tindakan tetapi
harus melihat situasi dan kondisinya, yaitu :
Menggunakan kekuasaan
Konfrontasi
Kompromi
Menghaluskan situasi
Mengundurkan diri
Bila dilihat sekilas
sepertinya konflik itu sangat sulit untuk dihindari dan diselesaikan, tetapi
dalam hal ini jangan beranggapan bahwa dengan adanya konflik berarti organisasi
tersebut telah gagal. Karena bagaimanapun sulitnya suatu konflik pasti dapat
diselesaikan oleh para anggota dengan melihat persoalan serta mendudukannya
pada proporsi yang wajar.
Sumber-Sumber Konflik
- Kebutuhan untuk membagi (sumber daya-sumber daya) yang terbatas
- Perbedaan-perbedaan dalam berbagai tujuan
- Saling ketergantungan dalam kegiata-kegiatan kerja
- Perbedaan nilai-nilai atau presepsi
- Kemandirian organisasional
- Gaya-gaya individual
Strategi Penyelesaian Konflik
Mengendalikan konflik
berarti menjaga tingakat konflik yang kondusif bagi perkembangan organisasi
sehingga dapat berfungsi untuk menjamin efektivitas dan dinamika organisasi
yang optimal. Namun bila konflik telah terlalu besar dan disfungsional, maka
konflik perlu diturunkan intensitasnya, antara lain dengan cara :
- Mempertegas atau menciptakan tujuan bersama. Perlunya dikembangkan tujuan kolektif di antara dua atau lebih unit kerja yang dirasakan bersama dan tidak bisa dicapai suatu unit kerja saja.
- Meminimalkan kondisi ketidak-tergantungan. Menghindari terjadinya eksklusivisme diatara unit-unit kerja melalui kerjasama yang sinergis serta membentuk koordinator dari dua atau lebih unit kerja.
- Memperbesar sumber-sumber organisasi seperti : menambah fasilitas kerja, tenaga serta anggaran sehingga mencukupi kebutuhan semua unit kerja.
- Membentuk forum bersama untuk mendiskusikan dan menyelesaikan masalah bersama. Pihak-pihak yang berselisih membahas sebab-sebab konflik dan memecahkan permasalahannya atas dasar kepentingan yang sama.
- Membentuk sistem banding, dimana konflik diselesaikan melalui saluran banding yang akan mendengarkan dan membuat keputusan.
- Pelembagaan kewenangan formal, sehingga wewenang yang dimiliki oleh atasan atas pihak-pihak yang berkonflik dapat mengambil keputusan untuk menyelesaikan perselisihan.
- Meningkatkan intensitas interaksi antar unit-unit kerja, dengan demikian diharapkan makin sering pihak-pihak berkomunikasi dan berinteraksi, makin besar pula kemungkinan untuk memahami kepentingan satu sama lain sehingga dapat mempermudah kerjasama.
- Me-redesign kriteria evaluasi dengan cara mengembangkan ukuran-ukuran prestasi yang dianggap adil dan acceptabledalam menilai kemampuan, promosi dan balas jasa.
Motivasi
Motivasi adalah keadaan
dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan
kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan. Motivasi bukanlah
sesuatu yang dapat diamati, tetapi merupakan hal yang dapat disimpulkan adanya
karena sesuatu perilaku yang tampak.
Motivasi merupakan
masalah yang kompleks dalam organisasi karena kebutuhan dan keinginan setiap
anggota organisasi adalah berbeda-beda. Dan berkembang atas dasar proses
belajar yang berbeda pula.
Motivasi dapat
ditimbulkan baik oleh faktor internal maupun eksternal tergantung darimana
suatu kegiatan dimulai.
Kebutuhan dan keinginan
yang ada dalam diri seseorang akan menimbulkan motivasi internal. Begitu juga
dalam suatu organisasi, setiap individu akan mempunyai kebutuhan dan keinginan
yang berbeda dan unik. Penggolongan motivasi internal yang dapat diterima
secara umum belum mendapat kesepakatan para ahli, namun demikian para psikolog
menyetujui bahwa motivasi internal dapat dikelompokan menjadi 2 kelompok, yaitu
:
a. motivasi
fisiologis, yang merupakan motivasi alamiah (biologis) seperti lapar, haus,
seks.
b. -
motivasi psikhologis yang dapat dikelompokan dalam 3 kategori dasar, yaitu :
- motivasi kasih sayang
(affectional motivation) yaitu motivasi untuk menciptakan dan memelihara
kehangatan keharmonisan, dll.
- motivasi mempertahankan
diri (ego-defensive motivation) yaitu motivasi untuk melindungi kepribadian dan
mendapatkan kebanggaan diri
- motivasi memperkuat
diri (ego-bolstering motivation) yaitu motivasi untuk mengembangkan
kepribadian, berprestasi dll.
Teori motivasi
Menjelaskan kekuatan-kekeuatan yang ada di dalam individu yang di
pengaruhi faktor faktor intern. Untuk itu,teori motivasi eksternal tidak
mengabaikan teori motivasi internal, tetapi justru mengembangkannnya. Teori
motivasi eksternal ada yang positif dan ada pula yang negatif. Dalam hal ini
ada beberapa teori yang menjelaskan teori motivasi eksternal, yaitu :
- Teori X dan Teori Y Mc Gregor
Ø Anggapan-anggapan yang
mendasari teori X :
· Rata-rata para pekerja
itu malas, tidak suka bekerja dan akan menghindarinya bila dapat.
· Karena pada dasarnya
pekerja tidak suka bekerja, maka harus dipaksa, dikendalikan, dipelakukan
dengan hukuman, dan diarahkan untuk pencapaian tujuan organisasi.
· Rata-rata para pekerja
lebih senang dibimbing, berusaha menghindari tanggung-jawab, mempunyai ambisi
yang kecil, keamanan drinya di atas segala-galanya.
Ø Anggapan-anggapan yang
mendasari teori Y :
· Usaha phisik dan mental
yang dilakukan manusia dalam bekerja adalah kodrat manusia, sama halnya dengan
bermain atau beristirahat.
· Rata-rata manusia
bersedia belajar, dalam kondisi yang layak, tidak hanya menerima tetapi mencari
tanggung-jawab.
· Ada kemampuan yang
besar dalam kecerdikan, kreativitas dan daya imajinasi untuk memecahkan
masalah-masalah organisasi yang secara luas tersebar pada seluruh karyawan.
· Pengendalian ekstern
dan hukuman bukan satu-satunya cara untuk mengarahkan usaha pencapaian tujuan
organiasasi.
· Keterikatan pada tujuan
organisasi adalah fungsi penghargaan yang diterima karena prestasinya dalam
pencapaian tujuan itu.
· Organisasi seharusnya
memberikan kemungkinan orang untuk mewujudkan potensinya, dan tidak hanya
digunakan sebagian.
- Teori Hirarki Kebutuhan Maslow
Menurut Maslow ada 5
kebutuhan dasar manusia yang membentuk hirarki kebutuhan, yaitu :
- Kebutuhan Fisiologis
- Kebutuhan Keamanan
- Kebutuhan Sosial
- Kebutuhan Penghargaan
- Kebutuhan Aktualisasi
Diri
c. Teori
Motivasi Berprestasi Mc Clelland
Menurut Mc Clelland,
seseorang dianggap mempunyai motivasi prestasi yang tinggi, apabila dia
mempunyai keinginan untuk berprestasi lebih baik dari pada yang lain dalam
banyak situasi.
Mc Clelland memusatkan
perhatiannya pada tiga kebutuhan manusia yaitu :
1. Kebutuhan Prestasi
2. Kebutuhan Afiliasi
3. Kebutuhan Kekuasaan
d. Teori
Motivasi Dua faktor Herzberg
Menurut Herzberg ada dua
faktor yang mempengaruhi motivasi kerja seseorang dalam organisasi, yaitu :
· pemuas kerja (job
satisfier) yang berkaitan dengan isi pekerjaan.
· penyebab ketidakpuasan
kerja (job dissafisfiers) yang bersangkutan dengan suasana pekerjaan Satisfiers
disebar motivators. (dissatifiers disebut faktor-faktor yang higienis).
Proses mempengaruhi
Pengertian Pengaruh
Pengaruh adalah kegiatan atau keteladanan yang baik secara langsung atau tidak langsung mengakibatkan suatu perubahan perilaku dan sikap orang lain atau kelompok.
Elemen-elemen proses mempengaruhi
Pengaruh adalah kegiatan atau keteladanan yang baik secara langsung atau tidak langsung mengakibatkan suatu perubahan perilaku dan sikap orang lain atau kelompok.
Elemen-elemen proses mempengaruhi
Metode mempengaruhi
a. Kekuatan
fisik
b. Penggunaan
sanksi (positif/negatif)
c. Keahlian
d. Kharisma
(daya tarik)
Pengambilan keputusan
adalah pemilihan diantara berbagai alternatif.
Konsep Pengambilan
Keputusan
• Identifikasi
dan diagnosis masalah
• Pengumpulan
dan analisis data yang relevan
• Pengembangan
& evaluasi alternantif
• Pemilihan
alternatif terbaik
• Implementasi
keputusan & evaluasi terhadap hasil -hasil
Proses mempengaruhi
pengambilan keputusan. Dan komunikasi adalah proses-proses manejerial karena
secara nyata dilaksanakan oleh para manajer. Proses-proses ini juga merupakan
proses-proses organisasional karena lebih penting daripada manajer individual
dalam pengaruhnya pada pencapaian tujuan–tujuan organisasi. Ketiga proses
organisasi dan manejemen ini merupakan bagian vital sistem organisasi formal
dan mempunyai implikasi-implikasi sangat penting terhadap perilaku
organisasional.
Proses pengambiln
keputusan dalam organisasi ialah kumpulan yang terdiri dari beberapa
orang untuk mencapai tujuan bersama, didalam organisasi rentan terjadinya
selisih pendapat begitu juga keputusan dalam mengambil sikap, dapat diartikan
cara organisasi dalam pengambilan keputusan. Terdapat 4 metode bagaimana cara
organisasi dalam pengambilan keputusan, ke 4 metode tersebut adalah : yaitu
kewenangan tanpa diskusi (authority rule without discussion), pendapat ahli
(expert opinion), kewenangan setelah diskusi (authority rule after discussion),
dan kesepakatan (consensus).
1. Kewenangan
Tanpa Diskusi
Biasanya metode ini sering dilakukan oleh para pemimpin yang terkesan militer. mempunyai beberapa keuntungan jika seorang pemimpin menggunakan metode ini dalam pengambilan keputusan, yaitu cepat, maksudnya seorang pemimpin mempunyai keputusan ketika oraganisasi tidak mempunyai waktu yang cukup untuk menentukan atau memutuskan kebijakan apa yang harus diambil. Tetapi apabila metode ini sering dipakai oleh pemimpin akan memicu rasa kurang kepercayaan para anggota organisasi tersebut terhadap kebijakan yang telah diambil oleh pemimpin tanpa melibatkan para anggota yang lainnya dalam perumusan pengambilan keputusan.
Biasanya metode ini sering dilakukan oleh para pemimpin yang terkesan militer. mempunyai beberapa keuntungan jika seorang pemimpin menggunakan metode ini dalam pengambilan keputusan, yaitu cepat, maksudnya seorang pemimpin mempunyai keputusan ketika oraganisasi tidak mempunyai waktu yang cukup untuk menentukan atau memutuskan kebijakan apa yang harus diambil. Tetapi apabila metode ini sering dipakai oleh pemimpin akan memicu rasa kurang kepercayaan para anggota organisasi tersebut terhadap kebijakan yang telah diambil oleh pemimpin tanpa melibatkan para anggota yang lainnya dalam perumusan pengambilan keputusan.
2. Pendapat
Ahli
Kemampuan setiap orang berbeda-beda, ada yang berkemampuan dalam hal politik, pangan, tekhnologi dan lain-lain, sangat beruntung jika dalam sebuah organisasi terdapat orang ahli yang kebetulan hal tersebut sedang dalam proses untuk diambil keputusan, pendapat seorang ahli yang berkopeten dalam bidangnya tersebut juga sangart membantu untuk pengambilan keputusan dalam organisasi.
Kemampuan setiap orang berbeda-beda, ada yang berkemampuan dalam hal politik, pangan, tekhnologi dan lain-lain, sangat beruntung jika dalam sebuah organisasi terdapat orang ahli yang kebetulan hal tersebut sedang dalam proses untuk diambil keputusan, pendapat seorang ahli yang berkopeten dalam bidangnya tersebut juga sangart membantu untuk pengambilan keputusan dalam organisasi.
3. Kewenangan
Setelah Diskusi
Metode ini hampir sama dengan metode yang pertama, tapi perbedaannya terletak pada lebih bijaknya pemimpin yang menggunakan metode ini disbanding metode yang pertama, maksudnya sang pemimpin selalu mempertimbangkan pendapat atau opini lebih dari satu anggota organiasi dalam proses pengambilan keputusan. Terdapat kelemahan didalam metode ini, setiap anggota akan besaing untuk mempengaruhi pemimpin bahwa pendapatnya yang lebih perlu diperhatikan dan dipertimbangkan yang ditakutkan pendapat anggota tersebut hanya mamberikan nilai positif untuk dirinya dan merugikan anggota organisasi yang lai.
Metode ini hampir sama dengan metode yang pertama, tapi perbedaannya terletak pada lebih bijaknya pemimpin yang menggunakan metode ini disbanding metode yang pertama, maksudnya sang pemimpin selalu mempertimbangkan pendapat atau opini lebih dari satu anggota organiasi dalam proses pengambilan keputusan. Terdapat kelemahan didalam metode ini, setiap anggota akan besaing untuk mempengaruhi pemimpin bahwa pendapatnya yang lebih perlu diperhatikan dan dipertimbangkan yang ditakutkan pendapat anggota tersebut hanya mamberikan nilai positif untuk dirinya dan merugikan anggota organisasi yang lai.
4. Kesepakatan
Dalam Metode ini, sebuah keputusan akan diambil atau disetujui jika didalam proses pengambilan keputusan telah disepakati oleh semua anggota organisasi, secara transparan apa tujuan, keuntungan bagi setiap anggota sehingga semua anggota setuju dengan keputusan tersebut. Negara yang demokratis biasanya akan menggunakan metode ini. Tetapi metode seperti ini tidak dapat berguna didalam keadaan situasi dan kondisi yang mendesak atau darurat disaat sebuah organisasi dituntut cepat dalam memberikan sebuah keputusan.
Dalam Metode ini, sebuah keputusan akan diambil atau disetujui jika didalam proses pengambilan keputusan telah disepakati oleh semua anggota organisasi, secara transparan apa tujuan, keuntungan bagi setiap anggota sehingga semua anggota setuju dengan keputusan tersebut. Negara yang demokratis biasanya akan menggunakan metode ini. Tetapi metode seperti ini tidak dapat berguna didalam keadaan situasi dan kondisi yang mendesak atau darurat disaat sebuah organisasi dituntut cepat dalam memberikan sebuah keputusan.
Keempat metode-metode
diatas ialah hasil menurut Adler dan Rodman, satu sama lainnya tidak dapat
dikatakan metode satu terbaik yang digunakan dibanding metode yang
lainnya, dapat dikatakan efektif jika metode yang mana yang paling cocok
digunakan dalam keadaan dan situasi yang sesuai.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar